SISTEMATIK REVIEW
Terapi
Rosella ( Hibiscus sabdariffa Linn ) untuk Menurunkan
Hipertensi
dan Hiperlipidemia pada Pasien Dewasa
Lilis Lismayanti1,
Reni Renia Devi2
1 STIKes Muhammadiyah
Tasikmalaya
2STIKes Muhammadiyah
Ciamis
Abstrak
Pendahuluan
: kemanjuran
dan khasiat Rosella sebagai suplemen kesehatan telah banyak dikenal terutama sebagai
antioksidan karena mengandung phenolic alami, ascorbic acid, fruit acid dan
anthocyanin. Anthocyanin mempunyai manfaat positif terhadap kesehatan, yaitu
dapat bekerja bersama antioksidan dan mempunyai efek menurunkan penyakit
jantung koroner dan kanker. Berbagai penelitian telah dilakukan baik pada hewan
dan manusia dengan menggunakan teknik in vivo dan in vitro. Secara signifikan
ditemukan terapi Rosella mampu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik
dan bekerja dengan efektivitas yang sama dengan antihipertensi dan tolerability
100% dan mampu menurunkan kadar trigliserida, menurunkan resiko aterosklerosis,
meningkatkan kadar HDL dalam darah dan menurunkan berat badan.
Tujuan
: untuk
mengeksplorasi efek terapeutik Rosella terhadap hipertensi dan hiperlipidemia
berdasarkan hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan dan dipublikasikan.
Metode
: Metode
penelitian menggunakan studi kepustakaan melalui artikel / jurnal penelitian
sebagai sumber data yang didapatkan dengan menggunakan seacrh engine Proquest
dan EBSCO : CINAHL, MEDLINE dan NURSING CENTRE menggunakan kata kunci Hibiscuss
OR Roselle AND Hipertension.
Hasil
: Hasil menunjukkan adanya pengaruh terapi
Rosella terhadap hipertensi dapat menurunkan tekanan darah sistole dan
diastole, tolerability 100% dan sama efektifnya dengan obat penurun tekanan
darah baik Rosella diberikan dalam bentuk ekstrak/serbuk maupun dalam bentuk teh.
Dampak terapi Rosella terhadap hiperlipidemia antara lain dapat menurunkan
kolesterol plasma dan kadar glukosa plasma menurunkan level serum trygliserida,
meningkatkan HDL dan menurunkan resiko atherosclerosis, menurunkan berat badan
dan dapat menghambat proses diferensiasi adipocyt dari 3T3-L1 preadiposit yang
dirangsang oleh insulin, deksametasone dan isobutylmethylxanthine dan perubahan
apolipoprotein A1 dan lipoprotein.
Kesimpulan : penelitian dengan
jumlah sampel yang lebih besar diperlukan untuk mendapatkan bukti yang lebih
kuat, waktu terapi yang lebih lama juga diperlukan untuk mendapatkan hasil
terapi yang lebih akurat. Masih banyaknya penelitian yang menjadikan sampel
hewan (tikus) dengan hasil signifikan belum dapat dijadikan dasar untuk
mengeneralisir hasil efek yang sama pada manusia.
Kata kunci : Rosella,
Hipertensi, Hiperlipidemia
Pendahuluan
Rosella (Hibisscus sabdariffa linn) adalah salah
satu spesies tanaman yang masih merupakan family
Malvaceae dan varitas sabdariffa L yang dikonsumsi sebagai suplemen
kesehatan. Menurut beberapa hasil penelitian terbukti berkhasiat sebagai
antioksidan, antikanker, antihipertensi dan dapat menurunkan kadar kolesterol.[1]
Kemanjuran dan khasiat
Rosella sebagai suplemen kesehatan pada saat ini telah banyak dikenal terutama
dalam manfaat sebagai antioksidan. Kandungan phenolic alami yang berlimpah
merupakan contoh sumber alami antioksidan. Selain itu Rosella juga mengandung
ascorbic acid, fruit acid dan anthocyanin.[1, 2]
Anthocyanin, pada saat
ini, telah banyak dilaporkan mempunyai manfaat positif terhadap kesehatan,
yaitu dapat bekerja bersama antioksidan dan mempunyai efek menurunkan penyakit
jantung koroner dan kanker.[2, 3]
Penelitian yang pernah dilakukan
oleh beberapa ahli menggunakan teknik in vivo dan in vitro dengan sampel
penelitian hewan dan manusia. Penelitian in vivo pada hewan pernah dilakukan
untuk mengetahui efek Rosella terhadap lemak tubuh[2, 4]. Sedangkan in vivo pada manusia dan
in vitro pada sel jaringan manusia dilakukan untuk meneliti efek Rosella
terhadap lemak tubuh, lipoprotein dan hipertensi[1, 2, 5, 6].
Perry, 1980, menyampaikan
bahwa daun Rosella telah diketahui mempunyai banyak efek terapeutik dan
digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai negara seperti Taiwan,
Filipina, Myanmar dan Afrika. Faraji and Haji Tarkhani, 1999; Onyenekwe et al.,
1999; Ali et al., 1991 menyampaikan hasil riset bahwa Rosella dapat menurunkan
tekanan darah. Adegunloye, tahun 1996, menduga bahwa efek antihipertensi dari
ekstrak Rosella bekerja mirip dengan mekanisme acetylcholine dan histamin yaitu menimbulkan efek relaksasi.[1]
Manfaat Rosella sebagai
terapi pada penderita hipertensi pernah dilakukan pada tahun 2004[5] dan tahun 2010[2, 7]. Penelitian dilakukan untuk
membandingkan efektivitas antihipertensi dan tolerability pada ekstrak Rosella
terstandar dengan captopril[5], dan untuk menguji efek
antihipertensi Rosella dalam bentuk sajian minuman teh dan dibandingkan dengan
placebo ( artificial hibiscus flavor
concentrate)[2]. Dengan hasil Rosella mempunyai
kemampuan untuk menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik tanpa dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan
penggunaan diet suplemen lain.
Efek Rosella terhadap
serum lipid pernah diuji dengan melakukan penelitian secara in vivo dengan
menggunakan tikus untuk mengetahui efek Rosella terhadap level kolesterol,
trygliserides, HDL-C, uric acid dan status oksidasi[1, 8]. Penelitian in vitro dilakukan untuk
melihat efektivitas inhibitor lemak dan penelitian in vivo pada manusia
dilakukan untuk mengetahui efek Rosella terhadap profil lipid dan lipoprotein
dengan kondisi klien Diabetes Type II [6].
Kayanya manfaat Rosella
masih merupakan area yang luas untuk dijadikan penelitian. Kebanyakan
penelitian masih menggunakan tikus untuk mengetahui manfaat secara in vivo dari
Rosella, sehingga perlu dikembangkan sekali hasil – hasil penelitian mengenai
manfaat Rosella terhadap manusia dan bentuk sajian Rosella yang paling efektif
dan paling optimal khasiatnya terhadap penyembuhan penyakit pada manusia
ataupun bersifat untuk pemeliharaan kesehatan.
Tujuan
Tujuan review ini adalah
untuk mengeksplorasi efek terapeutik Rosella terhadap hipertensi dan hiperlipidemia.
Pertanyaan khusus dalam sistematik review ini adalah :
1.
Apakah
terapi Rosella dapat menurunkan tekanan darah baik sistole maupun diastole?
2.
Apakah
terapi Rosella dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah,
meningkatkan HDL, menurunkan Trygliserida dan menurunkan LDL?
3.
Apakah
terapi Rosella mempunyai efek terapeutik lain yang belum populer dan perlu
diteliti?
Metodologi
Sistematik review ini
merupakan penelitian sekunder dengan menggunakan artikel / jurnal penelitian
sebagai sumber data. Dilakukan penilaian kualitas artikel/jurnal dengan
mengkaji secara independen artikel tersebut sehingga dapat dikategorikan
sebagai sumber data yang relevan atau tidak. Informasi mengenai topik,
karakteristik partisipan, intervensi dan hasil juga menjadi catatan. Dua
reviewer menskrining judul dan abstrak, kemudian mengeliminasi artikel yang tidak
ada relevansinya. Full text dari semua artikel penelitian yang relevan
dilakukan review oleh dua reviewer.
Kriteria
Inklusi
Kriteria inklusi journal
yang digunakan adalah :
1.
Topik
penelitian berkaitan dengan terapi Rosella untuk hipertensi, hiperlipidemia
secara independen maupun keduanya
2.
Jenis
penelitian kuantitatif
3.
Desain
penelitian yang memenuhi Randomized controlled trials, randomized clinical
trial dan non randomized controlled trials in vivo maupun in vitro
4.
Sampel
penelitian hewan (tikus) atau manusia
5.
Bentuk
Rosella yang digunakan dalam bentuk serbuk (ekstrak) atau teh (tisane)
6.
Hasil
dalam artikel adalah laporan mengenai efek Rosella terhadap tekanan darah,
terhadap kadar kolesterol total, kadar HDL dan Trigliserida
Pencarian
Literatur
Pencarian artikel dengan menggunakan
Proquest dan EBSCO : CINAHL, MEDLINE, NURSING CENTRE dengan menggunakan
keywords : hibisscus sabdariffa OR Roselle AND Hypertension tanpa pembatasan
waktu dan metodologi penelitian dikarenakan penelitian mengenai Roselle masih
terbatas. Hasil pencarian didapatkan 35 artikel yang berkaitan dengan Roselle,
hipertensi dan hiperlipidemia.
Hasil
Pencarian
|
|
|||
Hasil
Hasil penelitian dapat
digambarkan bahwa 8 penelitian menjelaskan mengenai efek terapi Rosella
terhadap hipertensi dan hiperlipidemia, 6 penelitian dilakukan pada manusia[2-7], 2 penelitian dilakukan pada tikus[1, 8]. Dengan rincian 3 artikel berkaitan
dengan terapi Rosella dengan hipertensi[2, 5, 7]. 1 artikel berkaitan dengan
komposisi/kandungan Rosella [3], 1 artikel berkaitan dengan hiperlipidemia
pada DM tipe II[6], dan 3 artikel berkaitan dengan
hiperlipidemia[1, 4, 8].
Berdasarkan hasil
sistematic review yang dilakukan pada beberapa artikel, menunjukkan adanya
pengaruh terapi Rosella terhadap hipertensi dan hiperlipidemia. Dampak terapi
Rosella terhadap hipertensi antara lain dapat menurunkan tekanan darah sistole
dan diastole, tolerability 100% dan sama efektifnya dengan obat penurun tekanan
darah baik Rosella diberikan dalam bentuk ekstrak/serbuk maupun dalam bentuk
teh[2, 8]. Walaupun demikian terdapat 1 artikel
menurut Wahabi, tahun 2010, yang menyatakan tidak ada bukti yang dapat
dipercaya untuk merekomendasikan penggunaan Rosella untuk mengobati hipertensi
primer dalam pasien dewasa[7].
Dampak terapi Rosella
terhadap hiperlipidemia antara lain dapat menurunkan kolesterol plasma dan
kadar glukosa plasma[8], menurunkan level serum trygliserida,
meningkatkan HDL dan menurunkan resiko atherosclerosis, menurunkan berat badan[1, 6] dapat menghambat proses diferensiasi
adipocyt dari 3T3-L1 preadiposit yang dirangsang oleh insulin, deksametasone
dan isobutylmethylxanthine[4] dan perubahan apolipoprotein A1 dan lipoprotein[6].
Hasil studi terbaru, Wong
et al., tahun 2002, menunjukkan kemampuan Rosella sebagai terapi alternatif
herbal pada hipertensi dan hiperlipidemia dikarenakan Rosella mengandung 141.09
mg/100g ascorbic acid, 1.88 mg/100g of betha-carotene, 296 mg/100 gram of total
phenolic yang mempunyai komposisi gallic acid ekuivalen dan 2.53 mg/100g of
anthocyanins yang terlihat sebagai delphinin-3-glucoside[1].
Diskusi
Apakah
terapi Rosella dapat menurunkan tekanan darah sistole dan diastole?
Empat artikel penelitian
menunjukkan adanya pengaruh terapi Rosella dengan penurunan tekanan darah
sistole dan diastole yang efektifitasnya sama dengan obat kimia penurun tekanan
darah[2, 3, 5, 7]. Kondisi hipertensi yang dijadikan
sampel untuk intervensi penelitian adalah moderate hipertensi[5], prehipertensi dan mildly hipertensi[2] serta hipertensi secara umum[3, 7].
Terapi Rosella dalam
bentuk serbuk (ekstrak) mempunyai efek terapeutik dan tolerability yang sama
dengan obat kimia jenis Captopril pada kondisi hipertensi moderat, hal ini
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arellano et al., 2004, yang melakukan
penelitian untuk membandingkan rata – rata efek terapeutik dan tolerability
dari terapi Rosella (9.6 mg anthocyanins) dan konsumsi Captopril (50 mg/hari) pada
75 pasien (36 experimen dan 39 control) dengan diagnosis hipertensi yang
mempunyai rentang umur 30 – 80 tahun dan tidak menggunakan antihipertensi
selama 1 bulan terakhir. Hasil yang didapatkan Rosella ternyata mempunyai
kemampuan untuk menurunkan tekanan darah sistolik (SBP) dari rata – rata 139.05
mmHg ke rata – rata 123.73 mmHg (ANOVA ρ < 0.03) dan tekanan darah diastolik
(DBP) dari rata – rata 90.81 mmHg ke 79.52 mmHg (ANOVA ρ < 0,06) sehingga
tidak ada perbedaan yang signifikan penurunan tekanan darah sistole dan
diastole antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (ANOVA ρ >
0,25). Kemampuan tolerability di kedua kelompok 100%.
Terapi Rosella dalam
bentuk teh (tisane) juga mempunyai efek terapeutik menurunkan tekanan darah
sistole maupun diastole. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mc.Kay et al., 2010, yang melakukan penelitian untuk menguji efek
antihipertensi teh Rosella pada 65 pasien dengan pre dan mildly hipertensi
dengan usia 30 – 70 tahun ( a randomized,
double blind, placebo – controlled clinical trial ).
Penelitian Mc.Kay et al.,
2010, menunjukkan bahwa teh Rosella konsumsi 3 x 240 mL servings/hari dengan
kandungan teh Rosella 1.25 gram/serving, mempunyai efek lebih dalam menurunkan
tekanan darah sistolik bila dibandingkan dengan placebo (16-18 drops (1.2 mL)
teh buatan dengan cita rasa Rosella yang diaduk dalam 240 ml air/serving).
Tekanan darah diastolik juga menunjukkan penurunan meskipun hasilnya tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan placebo. Partisipan dengan SBP
lebih tinggi menunjukkan respon yang lebih baik terhadap terapi teh Rosella dan
terapi ini tidak menunjukkan adanya pengaruh dari usia, jenis kelamin atau
penggunaan diet suplemen sehari – hari.
Efek terapi Rosella dalam
bentuk teh juga pernah dilakukan oleh Haji Farani dan Haji Tarkhani tahun 1999.
Sebagai perbandingan pada penelitian ini kelompok eksperimen mengkonsumsi teh
Rosella 1 gelas / hari (2 sendok penuh teh Rosella dalam segelas air) dan
kelompok kontrol mengkonsumsi black tea dengan penyajian yang sama. Penggunaan
black tea sebagai placebo merupakan pemilihan yang kurang tepat dikarenakan
black tea mengandung kafein, catechins and flavonols yang mempunyai efek
vasodilatasi sehingga masih mungkin mempengaruhi hasil penelitian pada kelompok
kontrol.
Apakah
terapi Rosella dapat menurunkan hiperlipidemia?
Empat artikel penelitian
menunjukkan adanya pengaruh terapi Rosella dengan penurunan kadar
lemak/kolesterol dalam tubuh[1, 4, 6, 8]. Dua artikel penelitian menggunakan
sampel tikus (in vivo)[1, 8] dan 2 artikel menggunakan sampel
manusia in vivo[8] dan in vitro[4].
Terapi Rosella mempunyai
efek terapi penurunan berat badan, peningkatan HDL, penurunan triglyserida,
penurunan resiko atherosclerosis. Pernyataan itu ditunjukkan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Ling Tee, et al.,2002, yang melakukan penelitian efek
terapi Rosella terhadap kadar kolesterol, triglyserida, HDL C, uric acid dan
status oksidasi dengan sampel penelitian tikus Sprague Dawley[1]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada kelompok yang mengkonsumsi 2.5% Rosella saja mengalami penurunan berat
badan, triglyserida, resiko arterosklerosis dan peningkatan kadar HDL yang
signifikan (ρ < 0,05) jika dibandingkan dengan kelompok yang mengkonsumsi
2.5% Rosella dan 15% soybean oil, kelompok control atau kelompok yang
mengkonsumsi 15% soybean oil saja.
Proses penurunan berat
badan terjadi dikarenakan Rosella mengandung hibiscuss acids, alactone of
hydroxytric acid (HCA) yang berfungsi sebagai faktor penghambat produksi lemak
yang berasal dari karbohidrat (Griebel, 1939)1. Penurunan kadar triglyserida
dan resiko arterosklerosis terjadi dikarenakan peningkatan HDL akan membawa
kolesterol kembali ke liver, dipecahkan dan dieksresikan sehingga secara
keseluruhan menurunkan kadar kolesterol total[1].
Efek Rosella terhadap
lemak yang dilakukan pada sel manusia secara in vitro dilakukan oleh Sunny-Kim,
et al., 2003, yang melakukan penelitian dengan menggunakan berbagai variasi
Rosella yang dimasukan ke confluent 3T3 –L1 preadipocytes dan diinkubasikan
selama 36 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rosella mempunyai efek
menghambat lemak adipogenic yang terakumulasi dari preadipocytes secara
signifikan (ρ < 0,01)[4].
Perubahan adipogenic
dilakukan dengan adanya perubahan morfologi sel, karakteristik biokimia dan
transkripsi gen dalam berespon terhadap berbagai hormon dan signal nutrisi.
Proses inisiasi dimulai dengan transisi morfologi fibroblast-like shape dari
preadipocyt ke bentuk melingkar. Secara simultan sel mulai untuk
mengakumulasikan triglycelida ke bentuk multilocular lemak[4].
Telah ditemukan bahwa
kultur preadipocytes, dengan terapi Rosella, mengakumulasikan sedikit
triglicerida jika dibandingkan dengan
sel yang hanya diterapi dengan insulin. Sehingga disimpulkan bahwa Rosella
ekstrak mempunyai kemampuan untuk menghambat diferensiasi adipogenis menjadi
trigliserida[4].
Terapi Rosella juga
mempunyai efek menurunkan kolesterol plasma dan konsentrasi glukosa. Penelitian
diuji pada hewan dilakukan oleh Agoreyo, et al., 2008, yang melakukan
penelitian pada tikus albino menggunakan ekstrak Rosella dengan hasil terbukti
secara signifikan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam plasma (ρ <0,05)
dan kadar glukosa dalam plasma (ρ < 0,05)[8].
Pembuktian terapi Rosella
mempunyai efek terapi terhadap profil lipid dan lipoprotein pada manusia
dilakukan pada pasien Diabetes Tipe II sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Khosravi, et al., 2009, yang melakukan penelitian dengan sampel 60 pasien
dengan diabetes dengan membandingkan hasil kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol yang mengkonsumsi black tea[6].Penurunan kadar total kolesterol,
LDL, triglyserida dan Apo-B100 terjadi pada kelompok eksperimen secara
signifikan (ρ = 0,002) sedangkan pada kelompok black tea hanya HDLc yang
menunjukkan perubahan secara signifikan (ρ = 0,002)[6].
Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai
efek terapi Rosella sebagai antihipertensi dan antihiperlipidemia pada manusia
masih terbatas. Penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar diperlukan
untuk mendapatkan bukti yang lebih kuat, waktu terapi yang lebih lama juga
diperlukan untuk mendapatkan hasil terapi yang lebih akurat. Masih banyaknya
penelitian yang menjadikan sampel hewan (tikus) dengan hasil signifikan belum
dapat dijadikan dasar untuk mengeneralisir hasil efek yang sama pada manusia.
Sehingga tetap dibutuhkan penelitian – penelitian terapi Rosella yang
menggunakan sampel manusia.
Berbagai artikel
penelitian yang ditelaah belum ada yang menunjukkan dalam bentuk sajian apa,
Rosella akan mempunyai efek terapi maksimal, apakah dalam bentuk serbuk
(ekstrak) atau dalam bentuk teh (tisane), apakah bentuk serbuk lebih baik untuk
hipertensi atau hiperlipidemia atau keduanya atau bentuk teh lebih baik, atau
kedua sajian mempunyai efektifitas yang sama. Efek samping penggunaan terapi
Rosella juga belum ditemukan secara pasti.
Sehingga sistematic review
ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan dari artikel tidak dapat dipastikan
mengenai efek terapi Rosella terhadap kondisi hipertensi dan hiperlipidemia
pada pasien manusia yang disebabkan karena keterbatasan jurnal penelitian dan
keterbatasan metodologi penelitian yang dilakukan.
Oleh karena itu dibutuhkan
penelitian – penelitian lanjutan dengan menggunakan metodologi kualitas tinggi,
sebelum dapat digunakan sebagai dasar untuk aplikasi dalam praktek perawatan
dan pemeliharaan kesehatan. Dengan hasil penelitian yang berkembang dan
reliable, perawat dapat memberikan terapi Rosella ini sebagai alternatif
pilihan perawatan homecare bagi pasien dengan hipertensi ataupun dengan
hiperlipidemia.
REFERENCES :
1. Ling Tee, P., et al., Effect of roselle (Hibiscus sabdariffa L.)
on serum lipids of Sprague Dawley rats. Nutrition and Food Science, 2002. 32(4/5): p. 190.
2. Mc.Kay,
D.L., et al., Hibiscus Sabdariffa L. Tea
(Tisane) Lowers Blood Pressure in Prehypertensive and Mildly Hypertensive
Adults. The Journal of Nutrition, 2010. 140(2): p. 298.
3. Kong
Wong, P., et al., Physico-chemical
characteristics of roselle (Hibiscus sabdariffa L.). Nutrition and Food
Science, 2002. 32(2/3).
4. Sunny
Kim, M., et al., Hibiscus Extract
Inhibits the Lipids Droplet Accumulation and Adipogenic Transcription Factors
Expression of 3T3-L1 Preadipocytes. The Journal of Alternative and
Complementary Medicine, 2003. 9(4):
p. 499-504.
5. Arellano,
A.H., et al., Effectiveness and
tolerability of a standardized extract from Hibiscus sabdariffa in patients
with mild to moderate hypertension : a controlled and randomized clinical
trial. Phytomedicine, 2004. 11(5):
p. 375.
6. Khosravi,
H.M., et al., Effects of Sour Tea
(Hibiscus sabdariffa) on Lipid Profile and Lipoproteins in Patients with Type
II Diabetes. The Journal of Alternative and Complementary Medicine, 2009. 15(8): p. 899-903.
7. Kaplan,
R. and T. Schub, Hypertension :
Alternative Therapies. The Journal of Alternative and Complementary
Medicine, 2010. 16(12): p. 299.
8. Agoreyo,
F.O., B.O. Agoreyo, and M.N. Onuorah, Effect
of aqueous extracts of Hibiscus sabdariffa and Zingiber Officinale on blood
cholesterol and glucose levels of rats. African Journal of Biotechnology,
2008. 7(21): p. 3949-3951.